Dengan melihat kenyataan tersebut kita perlu mencermati terhadap tingkat kunjungan wisata yang ada di Kabupaten Jepara. Mungkin tidak sepadan dengan kenaikan kunjungan wisman di Indonesia, meskipun sudah dibuat Bulan Kunjungan Jepara 2008 yang mengikuti Program Nasional. Namun demikian kita tidak perlu menyalahkan siapa dan bagaimana hasilnya. Semua keberhasilan atau kegagalan adalah wujud dari keikutsertaan masyarakat, Pengusaha, Pelaku wisata dan Pemerintah daerah tentunya. Ditahun 2009 perlu penanganan serius dari semua fihak untuk mensukseskan kunjungan ke Jepara, sehingga akan mendongkrak ekonomi dari semua sektor baik Pariwisata, Perdagangan maupun yang lainnya.
Mengapa tingkat kunjungan wisata Jepara belum optimal ? Kita perlu telaah lebih lanjut, apakah yang menjadi penyebabnya dan bagaimana menjawab tantangan Pariwisata Jepara di tahun 2009.
Ditinjau dari Perencanaan.
Perencanaan kepariwisataan alam di suatu daerah, pada umumnya didasarkan pada pola perencanaan regional dan kawasan. Oleh karena pembangunan kepariwisataan alam sangat erat kaitannya dengan upaya mengkonservasi lingkungan, maka konsep dan prinsip pembangunan berwawasan lingkungan harus menjadi pertimbangan utama.
Perencanaan pengembangan suatu kawasan pariwisata yang sebaiknya mempertimbangkan faktor kelangkaan, kealamiahan, keunikan, pelibatan tenaga kerja lokal, pertimbangan keadilan pendapatan dan pemerataan. Jika etika perencanaan dapat dilaksanakan dengan baik, diharapkan peranan suatu objek wisata akan terasa bagi masyarakat lokal. Penataan kawasan wisata mutlak harus dilakukan agar keberadaannya dapat dikunjungi terus oleh wisatawan. Kawasan dan objek wisata yang tertata baik akan memberikan nilai-nilai estetika, kenyamanan, kepuasan dan kesan/image yang mendalam bagi wisatawan dalam melakukan aktivitas wisata.