Kamis, 05 Februari 2009

Export Mebel Jepara Bisa Turun

Krisis keuangan global dengan Amerika Serikat, dampaknya bisa menimpa industri permebelan yang menjadi salah satu penyangga ekonomi Jepara.

Namun tak sepenuhnya dampak yang menimpa itu merugikan. Satu sisi kondisi itu diperkirakan ada nilai plusnya. Jika krisis tersebut berlangsung dalam jangka waktu lama, maka masyarakat di tingkat bawah bisa terkena imbasnya.

Ha itu dikemukakan oleh Ketua Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Jepara Ahmad Fauzi dan dosen Ilmu Ekonomi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nahdlatul Ulama (STIENU) Jepara Samsul Arifin.

Fauzi menjelaskan, satu-satunya nilai plus dari dampak krisis keuangan global itu adalah menguatnya nilai tukar mata uang dolar AS atas rupiah. ”Untuk ekspor mebel, tentu ada sedikit marjin keuntungan dari fluktuasi dua mata uang tersebut,” kata Fauzi.

Namun dia buru-buru menyatakan, dampak krisis keuangan global terhadap industri mebel saat ini berbeda dengan fenomena 2008, dimana jatuhnya rupiah hingga kisaran Rp 18.000/dolar AS membawa keuntungan besar bagi para eksportir furnitur Jepara.

Itu karena pasar global ketika itu, terutama AS dan negara-negara Eropa relatif stabil.

Sisi negatif dari dampak krisi global saat ini adalah kemungkinan menurunnya permintaan produk furnitur dari Jepara ke pasar-pasar yang terkena dampak serius keuangan global seperti AS dan Eropa.

Ekspor Turun

Sebagai negara tujuan ekspor mebel Jepara, AS kini menempati peringkat kedua setelah negara-negara Eropa. Penurunan nilai ekspor, juga akan menekan produksi.

”Jika permintaan negara-negara pengimpor menurun, jelas sektor usaha akan mengurangi produksi dan secara langsung ini bisa berpengaruh pada sektor lain seperti tenaga kerja,” jelasnya.

Di sisi lain, melemahnya rupiah juga bisa memacu kenaikan harga-harga bahan baku pembuatan mebel. Ini akan lebih menyulitkan, karena kenaikan harga bahan baku lazimnya tidak diimbangi dengan kenaikan harga jual.

Langkah yang ditempuh pemerintah dengan menaikkan suku bunga bank juga bisa berdampak negatif, karena industri mebel Jepara amat berkait erat dengan sektor perbankan dan jelas akan makin membebani kreditur.Cyber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar