Ada ratusan penanya serupa dari mancanegara yang ingin tahu soal kebutuhan wisatawan asing jika ingin datang ke Jepara. Pengelola website di JTC, Muhammad Rifki Rusdani, memberikan data terakhir pengunjung website tersebut, baik domestik maupun mancanegara. Sejak diluncurkan 2 Februari 2008, hingga akhir bulan telah ada 504 pengunjung.
Sebanyak 70 persen merupakan wisatawan mancanegara, dan peringkat pertama berasal dari AS, lalu disusul Australia, Hongkong, baru negara-negara Eropa, Asia Timur, Amerika Latin, dan Timur Tengah. Sisanya merupakan wisatawan domestik yang tinggal di Indonesia, dan sebagian lagi penduduk Indonesia yang tinggal di luar negeri.
Perkembangan pada Maret, sejak awal bulan hingga Senin (17/3), telah ada 343 pengunjung website, dan kembali AS mendominasi, lalu disusul Australia, Italia, baru negara-negara Eropa Barat dan Timur. ''Saya memprediksikan pengunjung website yang ingin tahu tentang potensi pariwisata Jepara hingga akhir bulan ini akan meningkat dibanding bulan sebelumnya,'' kata Rifki yang juga alumni magister manajemen Universitas Indonesia Jakarta itu.
JTC yang berkantor mungil di Jl Arif Rahman Hakim, persis di depan Dinas Pariwisata Jepara, bisa dibilang jembatan baru untuk promosi wisata ke berbagai belahan dunia. Mereka tidak hanya mengunjungi website, namun sebagian datang langsung ke Jepara. Salah satu perintis JTC, Samsul Arifin, mengatakan, ada keselarasan antara program pemerintah dalam Visit Indonesian 2008 ini. ''Sebagian di antara mereka sudah datang langsung ke Jepara,'' kata Samsul yang juga dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (NU) Jepara.
Para pengunjung website itu memiliki banyak latar belakang dan maksud. Namun sebagian besar ingin tahu lebih banyak soal potensi wisata. Pesona wisata bahari Karimunjawa adalah yang paling menjadi daya tarik. Informasi transportasi menuju kepulauan itu, penginapan, cuaca, dan kebudayaan masyarakat ingin mereka ketahui sebelum datang. Untuk masyarakat lokal keberadaan JTC bahkan menjadi tempat bertanya sales motor yang ingin mengembangkan bisnis. Sebuah bisnis kasino di Singapura, juga disebut pernah mengunjungi website tersebut.
Dengan menyambangi website gojepara.com, memang memungkinkan melihat potensi semua objek wisata. Tak hanya alam, tapi juga budaya dan kini dikembangkan kuliner. Cukup mengetik kata kunci: Jepara tourism, di mesin pencari Google maupun Yahoo, maka rumah informasi wisata Jepara akan muncul di halaman pertama.
JTC merintis jaringan pariwisata di tengah geliat pebisnis permebelan Jepara yang ingin menggaet kembali kepercayaan dunia. ''Kami memang sementara ini fokus menyediakan layanan informasi soal pariwisata, namun tidak menutup kemungkinan informasi bisnis masuk. Karena dua hal ini biasanya bisa datang bersamaan,'' lanjut Samsul.
JTC kini terobsesi untuk menyediakan layanan informasi serinci mungkin. Kabar terbaru, JTC mendapatkan lampu hijau dari Bappeda untuk bisa menampilkan potret Jepara yang diambil dari satelit 2007 lalu. Peta itu sementara ini belum bisa memotret seluruh Jepara. Kelak bisa diolah dalam website dan bisa memandu wisatawan mengenali jalanan di Jepara dan wisata bahari secara detail.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar