Kamis, 05 Februari 2009

Kembangkan Obyek Wisata Tersembunyi

JEPARA- Objek-objek wisata yang tersembunyi selayaknya juga harus dikembangkan. Hal itu untuk memberikan lebih banyak referensi masyarakat pengunjung yang meminati dunia pariwisata di Bumi Kartini. Pengembangan objek wisata saat ini dinilai masih terkonsentrasi ke lokasi-lokasi mapan, seperti Pantai Kartini dan Bandengan. Padahal banyak sekali potensi yang belum tersentuh.
Demikian disampaikan pegiat Pusat Informasi Pariwisata (JIC) Jepara, Samsul Arifin, Jumat (23/5). ''Kalau potensi objek wisata yang tersembunyi ini dikembangkan, bisa memberikan banyak pilihan bagi calon pengunjung,'' katanya.

Potensi Dikembangkan
Objek-objek tersembunyi itu selain bisa dilihat di daratan Jepara, juga pantai di Karimunjawa. Desa-desa di lereng Gunung Muria potensial untuk dikembangkan. Desa Tempuir dan Damarwulan adalah dua di antaranya. Dua desa itu juga memiliki kekhasan minuman, berupa kopi yang diproduksi masyarakat setempat. Kopi dari dua desa ini memiliki kekhasan rasa, dan sedikit banyak bisa menjadi pelengkap kuliner dua desa yang dilalui Kali Gelis dengan segala panorama perbukitan dan keteduhan udara.
Di titik pantai, sebenarnya Pantai Bondo, Kecamatan Bangsri, juga tidak terlalu kalah menarik dengan Pantai Bandengan. Sama-sama berpasir putih, pantai ini telah lama dikunjungi masyarakat setempat. ''Jika dikembangkan lebih bagus, Pantai Bondo juga akan menjadi pilihan lain objek wisata pantai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di sebelah utara,'' jelas dia yang juga dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi NU (Stienu) Jepara itu.
Dia juga menyoroti tentang Karimunjawa, kawasan wisata yang terkenal, namun belum banyak warga Jepara yang bisa sampai di sana. Jika sarana transportasi antarpulau di Karimunjawa menjadi kendala pengunjung untuk mengarunginya, maka perlu juga dibikin miniatur Karimunjawa di salah satu titik. Para pelajar atau elemen masyarakat lain yang ke Karimunjawa dan memiliki waktu luang singkat, cukup mengunjungi miniatur itu. ''Ini potensi yang belum dikembangkan dan akan sangat membantu,'' lanjutnya.
Pihaknya kini telah mengembangkan informasi tentang pariwisata, dengan mendirikan Radio Wisata Jepara di 88,8 FM. Sudah sebulan ini radio yang banyak memberikan porsi siaran tentang pariwisata Jepara itu mengudara, dengan konsep siaran 50 persen berbahasa Inggris, 30 persen Bahasa Indonesia, dan 20 persen berbahasa Jawa khas Jepara.(H15-79)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar