Kamis, 05 Februari 2009

Wisata Mulai dilirik Menjadi Mata Pencaharian Warga Lokal

Ada yang Nekat Datangkan Kano dari Bali

Wisata memang menjadi magnet baru warga lokal untuk mengais rezeki, utamanya yang dekat dengan obyek wisata pantai. Sebagian warga bahkan berharap, wisata Jepara bisa berkembang seperti di Pulau Dewata Bali.

KEINDAHAN alam di sejumlah pantai seperti Pantai Bandengan, Pantai Kartini maupun pantai lainnya yang tersebar di Jepara menjadi aset yang berharga. Tidak banyak daerah yang mempunyai potensi alam seperti Jepara.

Belum lagi Kepulauan Karimunjawa yang masih elok dan belum banyak orang mengenal apalagi menyentuhnya. Karena itu cukup wajar sejumlah harapan besar dicita-citakan Pemkab Jepara agar potensi yang belum tergarap bisa diberdayakan untuk kesejahteraan warga maupun untuk pemasukan daerah.

Hisyam salah seorang warga Karimunjawa misalnya melihat potensi alam Kepulauan Karimunjawa yang masuk Kecamatan Karimunjawa tidak kalah hebat dengan Bali. "Kalau masalah potensi kita tidak kalah dengan sana. Hanya masalah kultur dan kesiapan warga yang perlu dimatangkan," ujarnya.

Hal ini juga diakui Samsul Arifin. Menurutnya untuk memberdayakan potensi agar bisa menggerakkan sektor ekonomi warga tidak terlalu sulit. "Potensi alamnya sebenarnya tidak jauh beda. Yang agak sulit adalah bagaimana masyarakatnya bisa menyiapkan diri untuk wisatawan ke sini," ujar salah satu pemilik travel Trio Tours ini.

Potensi alam ini ternyata sudah mulai tercium sebagian warga. Contohnya Cipto salah seorang warga Bandengan, Kecamatan Jepara, sejak 2007 memanfaatkan potensi Pantai Bandengan dengan menyewakan perahu kano.

Untuk memulai usaha ini Cipto mengaku mendatangkan Kano langsung dari Bali. "Saya beranikan untuk investasi usaha ini karena memang ke depan kayaknya menjanjikan. Bersama sejumlah teman, kami patungan membeli perahu kano," ungkapnya tanpa menyebutkan berapa investasi yang dia tanamkan.

Awalnya kehadiran kano belum mendapat respon. Lambat laun dengan sedikit promosi sana-sini, pria berumur 38 tahun ini mengaku kehadiran kano mulai banyak disukai pengunjung.

"Ke depan bisnis ini cukup menguntungkan terlihat dari animo yang terus meningkat," ujarnya.

Sejauh ini memang baru hari-hari tertentu seperti saat pesta lomban maupun masa liburan penghasilan bisa diharapkan. Saat ramai, pria yang dulunya berkecimpung sebagai nelayan ini mengaku bisa meraup ratusan ribu per hari. "Saat biasa ya lumayanlah bisa dapat puluhan ribu," ungkapnya.

Sekali menyewa per jamnya Cipto memungut biaya jasa sebesar Rp 10 ribu untuk perahu kano yang kecil. Sementara perahu kano yang besar dia menyewakan kepada pengunjung Rp 20 ribu per jam. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar